Dalam dunia bisnis kuliner atau produk konsumsi, rasa bukan satu-satunya raja. Tekstur, aroma, warna, hingga penampilan jadi penentu utama apakah sebuah produk bisa diterima pasar atau malah ditinggal pembeli. Nah, inilah kenapa dalam pelatihan Kelas Akselerasi UMKM yang digelar LAZIS Syamsul Ulum (Lazissu), para peserta diajak untuk mengenal dan langsung praktik uji organoleptik.
Apa Itu Uji Organoleptik?
Uji organoleptik adalah metode penilaian mutu produk berdasarkan indra manusia—seperti rasa (lidah), aroma (hidung), warna (mata), dan tekstur (sentuhan). Tujuannya? Untuk mengetahui bagaimana konsumen potensial akan merasakan produk kita secara keseluruhan.
Bukan tes ilmiah pakai alat-alat lab canggih sih, tapi tetap penting banget. Karena siapa yang beli produk kita? Ya manusia. Dan manusia menilai pakai indra dulu sebelum dompet dibuka.
Tujuan Uji Organoleptik: Bukan Sekadar Mencoba, Tapi Menilai
- Mengetahui kelebihan dan kekurangan produk dari sudut pandang konsumen langsung.
- Meningkatkan kualitas produk dengan masukan yang jujur dan konstruktif.
- Melatih kepekaan pelaku usaha terhadap standar rasa, tekstur, dan visual produk.
- Membiasakan pelaku UMKM menerima feedback, supaya produk makin siap bersaing di pasar luas.
Latihan Uji Organoleptik Ala UMKM Lazissu
Dalam salah satu sesi pelatihan, Ceu Meta—sapaan akrab Siti Maftuhah, narasumber andalan yang juga praktisi UMKM senior—memimpin kegiatan latihan uji organoleptik. Serunya, para peserta nggak cuma dengerin teori, tapi langsung praktik!
Setiap peserta mendapat produk dari peserta lain, lalu diminta mencicipi, mengamati, dan memberi penilaian berdasarkan beberapa kriteria: rasa, aroma, tekstur, dan penampilan. Semua hasil penilaian dicatat di formulir khusus yang sudah disiapkan panitia.
Ceu Meta pun menekankan pentingnya keterbukaan saat memberi penilaian. "Ini bukan soal enak atau nggak enak aja, tapi bagaimana kita bisa membantu sesama UMKM memperbaiki kualitas produk mereka dengan jujur dan membangun," ujarnya.
Belajar Jadi Konsumen Sekaligus Produsen
Kegiatan ini bukan cuma bikin lidah kerja ekstra, tapi juga membuka perspektif para peserta. Mereka belajar menjadi konsumen yang kritis sekaligus produsen yang terbuka terhadap masukan.
Dengan uji organoleptik ini, para peserta Kelas Akselerasi UMKM diajak naik level—nggak hanya produksi asal jadi, tapi mulai berpikir soal kualitas, pengalaman konsumen, dan diferensiasi produk.
Kesimpulan: Dari Cicip-Cicip Jadi Cuan-Cuan
Uji organoleptik mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya bisa besar buat keberlangsungan bisnis. Apalagi buat UMKM, yang bersaing ketat di pasar dengan berbagai produk sejenis. Dengan latihan ini, para peserta diharapkan bisa mengembangkan produknya lebih baik dan menjawab kebutuhan pasar dengan lebih tajam.
Jadi, lain kali ada sesi cicip-cicip, jangan cuma bilang “enak” atau “lumayan”—ayo lebih detail, lebih kritis, dan pastinya lebih siap bersaing!
1 Komentar
Materi ini cukup menarik..jd memacu saya untuk bereksperimen lagi agar produk saya bisa diterima masyakat. Terima kasih lazissu yg sudah mengadakan materi ini, sangat bermanfaat sekali 👍
BalasHapus